SEKILASINDONEWS.COM – Nama AT, kolektor timah ternama di Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung santer disebut pelaku penyelundupan ratusan ton pasir timah ke Pulau Batam.
AT ditunjuk smelter di Sungailiat untuk mengumpulkan 200 ton timah yang akan diselundupkan.
“Kolektor AT ini sudah lama bermitra dengan smelter di Sungailiat dan tak pernah tersentuh kasus hukum. Info A 1 (akurat-red), AT rencananya akan mengirimkan 200 ton pasir timah namun baru teraliasi sekitar 60 ton kirim lewat jalur laut,” ungkap sumber terpercaya media ini.
Dikatakan sumber ini, AT juga yang mengkoodinir pasokan timah untuk diselundukan bersama kolektor LK, RK dan Ki. “Abang tahu berita tambang illegal, 4 alat berat di Majelang Kecamatan Muntok, AT juga yang menampung timah illegal disana.
Intinya kami warga Jebus-Parittiga jadi penonton saja. Polisi harus bertindak tegas, jangan hanya Jaksa saja yang berani dalam penegakan hukum,” kata sumber menghubungi media ini, Rabu 13/3/2024).
Sementara itu, AT saat dikonfirmasikan hand phonenya belum aktif.
Diberitakan sebelumnya, Pada Senin siang (11/3/2024) 60 ton pasir timah berhasil lolos diselundupkan keluar Pulau Bangka dengan tujuan Batam.
Pasir timah selundupan tersebut loading dari Pantai Mentingi Desa Cupat Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat.
Pasir timah selundupan tersebut dikemas dalam jumbo bag, lalu dimasukkan ke dalam kapal warna hitam tujuan Batam.
Patut disayangkan, sempat terendus dan dikejar polisi. Ratusan ton pasir timah tersebut berhasil diselundupkan akibat tak dapat dikejar kapal patroli oleh factor cuaca buruk.
” Benar bro, sempat kami kejar sampai Pulau Pala tapi kondisi cuaca buruk, ombak hingga 3 meter jadi gak mampu lagi kami kejar,” kata AKBP Todoan Gultom, Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Babel, Rabu 13/3/2024).
Dikatakan Gultom, penyelundup tersebut menggunakan kapal berwarna hitam. “Informasi kami dapat kapal tersebut warna hitam tapi gak tahu apakah kapal kayu atau fiber. dan pakai mesin apa Tapi mereka berani juga siang hari bolong selundup pakai kapal hitam,” jelasnya.
Setelah mendapat informasi A 1 (akurat) , sambung Gultom, pihaknya bertolak dari dermaga Belinyu mengejar kapal penyelundup.
” Ada 8 personel termasuk saya yang memimpin pengejaran. Namun sayangnya, sampai di Pulau Pala cuaca buruk hingga kami putuskan berhenti mengejar. Anggota ada yang membisikan ke saya putar balik karena ombak sudah mencapai 3 meter. Apalagi kami tidak tahu persis jenis kapalnya hingga memutuskan putar balik demi keselamatan,” jelas Gultom.