pemkotpangkalpinang Ucapan Hari Natal Pemkab Basel
Opini

Kalau Merasa Berjasa, Orang Malah Tertawa

×

Kalau Merasa Berjasa, Orang Malah Tertawa

Sebarkan artikel ini

Oleh: AHMADI SOFYAN

SEBELUM Nabi Adam as ada di muka bumi, penyakit iri dengki dan hasud ini sudah ada. Penyakit ini pula yang akhirnya berbuah sombong sehingga merubah kealiman menjadi kezhaliman Iblis”

===

MAKLUMLAH seperadik, penyakit iri dengki dan hasud mungkin penyakit tertua dalam sejarah manusia, bahkan sebelum Nabi Adam as sebelum diturunkan ke dunia. Dalam sejarah manusia ada Habil & Qobil”.

Sebuah WA dikirim oleh seorang rekan senior dari salah satu media lokal ke nomor Handphone saya malam itu. Akhirnya saya pun merenung betapa ternyata perilaku iri dengki dan hasud ini terus tumbuh berkembang dalam kehidupan manusia, sebab memang Iblis ingin memiliki pengikut yang sama dengan sifat dirinya.

Dari WA sahabat ini, saya tak hanya merenung, tapi juga harus interospeksi diri siapa tahu dalam diri saya masih banyak bahkan berkembang juga sifat laknatullah ini. Tak hanya merenung dan interospeksi diri, saya harus kembali belajar membaca diri, menata hati bagaimana mengapresiasi, menghargai, mensyukuri, mencintai dan memotivasi sesama agar jauh lebih baik dari kita hari ini.

Mensyukuri apa yang ada dalam diri kita dan yang sudah kita dapatkan adalah salah satu cara menata hati agar dihindari dari prasangka buruk (suudzhon) yang akhirnya berubah menjadi iri dengki, hasud dan pada titik nadir adalah kesombongan diri (merasa benar, merasa besar, merasa berjasa, merasa terhormat sehingga harus dapat tempat). Bahkan bukan hanya merasa, tapi mencari kebenaran diri dengan cara mencari kesalahan orang lain.

Susah melihat kebenaran sebagai suatu kebenaran, disebabkan oleh beberapa faktor: (1) kedunguan intelektual (2) perasaan diri lebih baik dan pantas ketimbang orang lain (3) merasa berjasa padahal tanpa disadari orang lain tertawa (4) ketidakmapanan diri (tidak lapang dada) dan (5) agar terlihat kritis dan mencari panggung ditengah kesunyian.

Muaranya adalah qolb (hati) yang dibungkus oleh pemeliharaan penyakit iri dengki dan sehingga bersikap hasud (provokatif).

Sifat iri dengki bisa merenggangkan hubungan antar sahabat bahkan seperadik sekandung. Iri dengki ditambah hasud bisa menebarkan fitnah yang berujung musibah. Bahkan kerapkali pertikaian dan pembunuhan terjadi diawali dari iri dengki dan hasud ini. Begitu berbahayanya sifat iri dengki, perseteruan Habil & Qabil menjadi catatan penting dalam sejarah kehidupan manusia.

*Syetan Aku-Aku*

DALAM sebuah tausiyah seorang Ulama kesohor era 80-an – 2000-an, Allahuyarham KH. Zainuddin MZ pernah menasehatkan: “Jangan jadi syetan aku-aku atau syetan kami. Apa itu? Menyebut jasa diri, karena aku, karena kami, kalau tidak aku, kalau tidak karena kami……., tapi sekarang aku atau kami tidak dipedulikan. Itulah syetan dan jauhi yang beginian”. Kalau kita punya kepekaan hati, sebenarnya kalimat ini menampar kita semua, saya, kamu, Anda dan kita semua. Tapi bagi yang tertutup hati, maka