9 Besar MTQ Nasional, Tahfidz 5 Juz & Tilawah, NTB (2016)
10 Besar Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) Internasional, Arab Saudi (2018)
Tak hanya di arena lomba, Dasuki juga sering tampil di televisi nasional. Namanya hadir dalam program Damai Indonesiaku (TV One) antara 2014–2019, serta Cahaya Hati (iNews TV) tahun 2018.
Apa Rahasia di Balik Prestasi Ini?
Ketika tim redaksi menelusuri lebih dalam, jelas terlihat bahwa kesuksesan Dasuki tidak lahir dari ruang kosong. Ada tiga faktor besar yang menopang perjalanannya:
Keluarga
Ayah dan ibu Dasuki bukan sekadar memberi dorongan moral, tetapi juga menjadi role model. Ayah sebagai ustadz sekaligus birokrat memberi teladan disiplin, sementara sang ibu menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an sejak dini.
Pendidikan Pesantren
Sistem pendidikan di pesantren Al-Wathoniyyah dan Istana Al-Qur’an Sirrul Asror menekankan kedisiplinan hafalan. Santri dituntut menyetorkan hafalan setiap hari, sebuah sistem yang memaksa anak-anak seperti Dasuki terbiasa konsisten.
Lingkungan dan Komunitas
Bangka Belitung dikenal aktif dalam kegiatan MTQ. Dari tingkat desa hingga provinsi, lomba-lomba keagamaan rutin digelar, memberi ruang latihan bagi talenta muda seperti Dasuki.
Ketika ditemui sebelum keberangkatannya ke Kroasia, Dasuki tampil sederhana dengan gamis putih. Senyumnya tenang, suaranya lembut, tetapi penuh keyakinan.
“Doa orang tua adalah kunci. Disiplin, ikhtiar, serta dedikasi adalah jalan menuju keberkahan,” ujarnya.
Ayahnya, Dadang Abdul Mu’in, juga menambahkan, “Kami berharap Dasuki tetap istiqamah, rendah hati, dan terus mengamalkan ilmunya.”
Misi ke Kroasia: Membawa Indonesia ke Panggung Dunia
MTQ Internasional di Kroasia akan mempertemukan peserta dari lebih 40 negara. Cabang Tahfidz 30 juz termasuk yang paling bergengsi karena menguji ketepatan hafalan, tajwid, serta ketenangan mental di hadapan juri internasional.
Keikutsertaan Dasuki dianggap sebagai momentum penting, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi Indonesia. Kehadirannya membawa pesan bahwa anak-anak muda dari daerah pun bisa berdiri sejajar di panggung global, selama ada doa, usaha, dan ketekunan.
Kisah Dasuki adalah gambaran nyata bahwa prestasi besar bisa lahir dari tempat sederhana. Dari lorong kecil Sungailiat, ia melangkah jauh hingga panggung Eropa. Ia adalah simbol bahwa Bangka Belitung bukan hanya dikenal dengan timah dan pantainya, tetapi juga dengan generasi Qur’ani yang membanggakan.
“Semoga Allah mudahkan perjuangannya, diberi kelancaran, keberkahan, dan kemenangan bersama Kalamullah,” begitu doa yang tertulis dalam poster resmi keberangkatannya.
Kini, mata Indonesia menatap Kroasia. Dan dari bibir seorang pemuda sederhana, ayat-ayat suci akan berkumandang, menandai bahwa Kalamullah senantiasa hidup dalam dada anak-anak bangsa. (*)