Hal ini juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam organisasi, serta mempermudah proses audit. Pengembangan keahlian baru, akuntan yang mampu menguasai teknologi digital akan memiliki nilai tambah yang tinggi di pasar kerja. Mereka dapat mengembangkan keahlian baru seperti analisis data dan cybersecurity.
Di satu sisi, digitalisasi membawa sejumlah ancaman bagi profesi akuntan seperti pembuatan laporan keuangan sederhana yang semakin mudah dilakukan oleh perangkat lunak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin.
Selain itu, persaingan semakin ketat dengan munculnya platform akuntansi online yang terjangkau dan mudah digunakan, memungkinkan bisnis kecil dan menengah mengelola keuangan mereka sendiri tanpa harus melibatkan akuntan.
Namun demikian, di balik ancaman tersebut, digitalisasi juga menghadirkan sejumlah peluang yang sangat besar bagi profesi akuntan. Dengan terbebas dari tugas-tugas rutin, akuntan dapat lebih fokus pada kegiatan yang bernilai tambah tinggi seperti analisis data, konsultasi bisnis, dan identifikasi peluang baru bagi perusahaan.
Peran akuntan bergeser dari sekedar pencatat transaksi menjadi mitra strategis bagi manajemen. Teknologi digital juga membuka peluang bagi akuntan untuk mengembangkan layanan baru yang lebih kompleks dan inovatif. Audit berbasis data, analisis risiko, dan layanan konsultasi terkait teknologi menjadi beberapa contoh layanan baru yang dapat ditawarkan oleh akuntan.
Selain itu, digitalisasi memungkinkan akuntan untuk menjangkau klien yang lebih luas, baik secara geografis maupun demografis.
Akuntansi berbasis digital bukanlah ancaman yang harus ditakuti, melainkan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan. Profesi akuntan akan tetap relevan selama mereka mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Akuntan yang sukses di era digital adalah mereka yang mampu menggabungkan pengetahuan akuntansi dengan kemampuan teknologi untuk menciptakan nilai tambah bagi klien.
Penulis : Anggreini, Mahasiswa Universitas Bangka Belitung Jurusan Akuntansi
