Kepala Desa Pasir Putih, Fajar, menyebut bahwa kerusakan terjadi setelah pengerjaan crossing oleh perusahaan tambak udang untuk mengambil air laut. Namun, perbaikan usai pengerjaan dilakukan secara asal-asalan.
“Sudah sering terjadi kecelakaan tunggal. Baru dua hari lalu ada pengendara motor jatuh lagi. Jalan hanya ditimbun kerikil dan pasir, bukan diaspal seperti semula,” ujar Fajar.
Fajar menambahkan, pihak desa sudah berulang kali meminta pertanggungjawaban dari perusahaan tambak, namun tidak mendapat respon yang memuaskan.
“Perusahaan berdalih itu tanggung jawab pihak ketiga karena mereka yang mengerjakan. Tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda jalan diperbaiki,” ucapnya.
Pihak perusahaan, kata Fajar, bahkan sempat menyampaikan bahwa pihak ketiga belum bisa mengaspal karena belum ada proyek jalan di sekitar lokasi tersebut.
“Selang beberapa lama pihak perusahaan tambak udang tersebut mengkonfirmasi ke desa, alasannya pihak ketiga belum ada proyek jalan di daerah sekitar jadi belum bisa mengaspal jalan itu,” cetusnya.
Kerusakan jalan ini dinilai sangat meresahkan masyarakat karena merupakan akses utama menuju Pelabuhan Sadai yang selalu ramai dilintasi kendaraan setiap harinya.
Pemerintah Desa Pasir Putih meminta perhatian serius dari Pemerintah Daerah agar tidak ada lagi korban jatuh akibat kelalaian perbaikan jalan.
“Kami minta pemerintah segera turun tangan. Ini jalan utama, sangat vital untuk masyarakat. Keselamatan pengguna jalan harus jadi prioritas,” tutup Fajar. (*)
