Dalam kondisi Februari 2024, TPT Babel memang menunjukkan penurunan, kondisi ini didukung oleh beberapa hal:
1. Adanya pengaturan regulasi timah, dan RKAB pertambangan yang belum turun dari pusat, sehingga penduduk yang biasanya bekerja di sektor ini pasti akan beralih ke sektor lain. Ini terbukti dari penurunan pekerja pertambangan dan naiknya sektor lain, seperti pertanian, perdagangan;
2. Upah buruh sektor pertambangan adalah upah tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya. Dengan biaya hidup babel yang cukup tinggi (Garis Kemiskinan Babel kondisi maret Rp 908.000 perkapita/bulan), tentunya akan sangat berpengaruh. Jika tadinya dalam 1 keluarga yang bekerja di sektor pertambangan cukup 1 org, setelah kondisi regulasi timah, dan shifting ke sektor lain yg upahnya lebih rendah akan menarik anggota keluarga lain untuk turut bekerja dalam upaya membantu menambah penghasilan. Dengan konsep bekerja BPS minimal 1 jam dalam 1 minggu, menjadi salah satu yang menyebabkan bertambahnya penduduk bekerja. Hal ini juga didukung dengan data sakernas, dimana meningkatnya penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga;
3. Saat pendataan Sakernas pada Februari terdapat beberapa momen2 besar seperti, pemilu yg merekrut banyak petugas, penerimaan PPPK.
4. Selain itu harga komoditas pertanian yg cukup bagus seperti harga TBS sawit dan karet juga menyerap tenaga kerja di sektor pertanian.
Sekda Provinsi Kepulauan Babel Fery Afriyanto saat diwawancarai mengatakan bahwa Pemprov Babel telah melakukan berbagai upaya salah satunya melakukan sinergitas program/kegiatan antar OPD di Lingkungan Pemprov Kepulauan Babel untuk menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Kepala Disnaker Provinsi Kepulauan Babel Elius Gani saat diwawancara di ruang kerjanya menjelaskan, bahwa beberapa upaya telah dilakukan guna meningkatkan kualitas angkatan kerja dan meningkatkan ketersediaan lapangan kerja. Berbagai upaya tersebut yakni:
1. Melaksanakan kegiatan Forum komunikasi penempatan tenaga kerja dalam negeri yang diikuti KADIN, APINDO, Bursa Kerja Khusus (BKK), PHRI, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), GAPKI, ABUJABI, ASPERINDO, dan SMK;
2. Melaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan di antaranya pengelasan industri, pemeliharaan kendaraan, mekanik, menjahit, teknisi HP, dan bakery yang dilaksanakan rata-rata selama 20 hari dengan total peserta 96 orang;
3. Pembinaan Pelayanan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja dan memberikan penghargaan K3 bagi perusahaan;
4. Peningkatan pelaksanaan jaminan sosial tenaga Kerja dan fasilitasi mediasi hubungan industrial ketenagakerjaan;
6. Bimbingan dan pelatihan peningkatan produktivitas;
7. Program pemagangan di 5 kabupaten/kota berbasis pengguna untuk meningkatkan kompetensi SDM pencari kerja: 175 orang di 37 perusahaan;
8. melaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan yang diantaranya las pabrikasi, pemeliharaan kendaraan, mekanik motor, teknisi motor tempel, teknisi AC, pengoperasian mesin bubut teknisi HP, housekeeping, teknisi listrik, barber dan web programmer yang dilaksanakan rata-rata selama 20 hari dengan target peserta 288 orang;
9. Pelaksanaan job fair dengan 44 perusahaan yang berpartisipasi dengan 500 lowongan pekerjaan.
Sumber: Diskominfo Babel
Penulis: Lisia Ayu