Menurut Indra, indeks keanekaragaman hayati di sekitar artificial reef ini menunjukkan lebih dari 30 jenis ikan, menandakan keberhasilan upaya rehabilitasi ini.
PT Timah Tbk secara rutin melakukan penenggelaman artificial reef dan melakukan monitoring serta perawatan media selama tiga tahun.
Perawatan meliputi perbaikan posisi terumbu buatan dan pembersihan sampah yang tersangkut. Koordinat penenggelaman terumbu buatan juga dibagikan kepada nelayan untuk memudahkan penangkapan ikan.
“Dalam melaksanakan penenggelaman artificial reef PT Timah Tbk berkolaborasi dengan kelompok nelayan dan untuk koordinat penenggelaman juga dibagikan. Sehingga nelayan sebetulnya bisa memanfaatkan ini agar mereka mudah untuk mencari titik penangkapan ikan,” ujar Indra.
Keberhasilan penenggelaman artificial reef di Rambak ini menambah daftar lokasi sukses lainnya, seperti di Rebo dan Penyusuk (Bangka), Pulau Panjang dan Pulau Pelepas (Bangka Tengah), Tanjung Kubu (Bangka Selatan), serta Tanjung Ular dan Malang Gantang (Bangka Barat).
“Upaya ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk turut serta dalam rehabilitasi dan reklamasi laut, mengingat Provinsi Bangka Belitung memiliki 70% wilayah laut,” pungkasnya.