Adapun penyebab menurunnya produksi padi di Indonesia akibat beberapa hal, seperti pengurangan pupuk 50 %, petani tidak bisa mengunakan kartu tani sebanyak 17-20 %, kekeringan, irigasi kurang baik, dan kekurangan PPL.
Pemerintah saat ini melakukan terobosan untuk meningkatkan produksi padi agar bisa swasembada pangan dengan melakukan beberapa langkah yaitu:
melakukan pembagian pompanisasi untuk persawahan seluas 1 juta hektar, optimalisasi lahan rawa 1 juta hektar, cetak sawah baru 3 juta hektar, rehabilitasi jaringan irigasi 3 juta hektar, optimalisasi 61 waduk, aplikasi teknologi pertanian modern, penambahan jumlah penyuluh pertanian, serta beberapa hal penting lainnya untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia.
Mendagri juga mengingatkan kepala daerah untuk mengantisipasi ancaman kekeringan yang akan terjadi pada bulan Agustus dan September mendatang.
Untuk di ketahui penyaluran pupuk bersubsidi nasional sudah mencapai 65,2 ,% dari alokasi awal yang di tetapkan dalam Kepmentan 744/2023.
Dalam rapat kali ini juga membahas terkait mengenai rencana pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio di daerah. Di Indonesia cakupan imunisasi dasar lengkap turun dari 84,2 % pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021 menjadikan anak-anak di seluruh Indonesia beresiko lebih besar tertular penyakit yang dapat di cegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. Sementara notifikasi kasus TB tahun 2024 sebanyak 393 ribu sampai akhir Juni 2024.
Sementara Pj. Sekda Pemprov. Kep Babel Fery Afriyanto mengatakan, bahwa apa yang di katakan oleh Mendagri baik dalam mengatasi inflasi, penanganan penyakit TBC, dan mengatasi penerapan imunisasi penyakit polio, tentunya Pemprov Kep. Babel telah mempersiapkannya sesuai yang dianjurkan.
“Syukur alhamdulillah dalam hal mengatasi inflasi kita cukup baik, mudah-mudahan ke depannya ekonomi kita lebih baik,” tegas Pj. Sekda.