“Saya lihat tadi dari animo pertanyaan dan sebagainya saya lihat semua pihak punya antusias yang tinggi tinggal bagaimana kita mengelaborasi kemudian mempraktikkannya dan menajamkan lagi, supaya angka angka indeks kota/kabupaten tanggap ancaman narkoba (Kotan) ada di angka tetinggi,” ujarnya.
“Saya harap di tahun 2024 nanti Bangka Selatan menjadi daerah yang tanggap terhadap pencegahan narkotika,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat sementara (Pjs) Bupati Bangka Selatan, Elfin Elyas mengatakan upaya mengintervensi dan preventif dalam upaya pencegahan narkoba, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya, hanya saja pelaporannya tidak masuk kedalam sistem, sehingga angka indeks tanggap ancaman narkoba tetap berada di 2,59 persen.
“Sebenarnya sudah banyak yang kita lakukan, cuman pelaporannya ini kadang-kadang tidak masuk ke link. Oleh karena itu kami dari pemerintah daerah kedepannya akan mengajak guru ngaji atau tokoh agama untuk bersama-sama melawan peredaran narkoba. Karena dari sisi agama itu penting dan juga edukasi dari dunia pendidikan,” katanya.
Ia juga menghimbau dan mengajak tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat maupun orang tua untuk benar-benar memperhatikan tingkah laku, prilaku dan lingkungan anak-anaknya serta turut andil dalam membantu memerangi penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
“Mari kita sama-sama gotong royong dalam memerangi penyalahgunaan narkoba, sebagaimana julukan Kabupaten ini yaitu Negeri Junjung Besaoh, karena dengan gotong royong tentu kita bisa menyelesaikan masalah, termasuk angka indeks tanggap ancaman narkoba yang terendah ini,” tukasnya.