Debby menjelaskan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Selatan terus menunjukkan penurunan signifikan. Pada 2022, angka prevalensi berada di 23 persen, dan berhasil turun menjadi 20,6 persen pada 2023. Target untuk 2024 adalah 18 persen, dengan optimisme mencapai 14 persen pada 2025.
Menurut Debby, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui berbagai inovasi, seperti program Bapak/Ibu Anak Asuh, Gardu Kemunting, serta intervensi spesifik dan sensitif lainnya yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan dan dinas terkait. Dukungan dana dari APBN, APBD, hingga CSR juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program-program ini.
“Kami tidak hanya fokus pada intervensi langsung terhadap anak stunting, tetapi juga memperkuat intervensi sensitif, seperti edukasi gizi dan perbaikan fasilitas kesehatan. Semua ini dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah agar lebih terarah,” jelasnya.
Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangka Selatan, Debby memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam keberhasilan ini.
“Terima kasih kepada semua anggota TPPS, perangkat daerah, pihak swasta, dan masyarakat yang telah bekerja keras. Prestasi ini adalah motivasi untuk terus menjaga komitmen menuju generasi sehat dan bebas stunting,” tutupnya.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa Bangka Selatan merupakan salah satu Kabupaten dengan komitmen tinggi dalam membangun kualitas sumber daya manusia melalui penanganan stunting yang terarah dan kesinambungan. (RS)