BELITUNG, SEKILASINDONEWS.COM – Siapa sangka, sebuah iseng membuat sambal lingkong untuk konsumsi pribadi pada 2006, kini mengubah hidup Sundari dan suaminya. Produk olahannya, Sambal Lingkong Caesar Fa’iq, tidak hanya dikenal di Belitung, tetapi juga telah merambah pasar internasional, seperti Taiwan dan Australia, berkat dukungan dari PT Timah.
Kisah sukses Sundari bermula dari keisengan dirinya dan suami yang membuat sambal lingkong untuk dimakan sendiri. Tanpa diduga, sambal tersebut menarik perhatian tetangga yang mencicipinya dan langsung meminta agar dibuatkan juga.
Dari sana, tekad Sundari untuk mengembangkan usaha pun mulai muncul. Berbekal modal seadanya, ia bersama suaminya memproduksi sambal lingkong dengan bahan-bahan alami seperti santan, kelapa parut, dan ikan segar.
Proses pembuatan yang memakan waktu hingga 5-6 jam ini menghasilkan sambal berkualitas tanpa pengawet, dan hadir dalam tiga varian yakni original, pedas, dan manis.
“Awalnya saya dan suami saya hanya membuat sambal lingkong untuk konsumsi pribadi, tapi tetangga yang mencicipi minta untuk dibikinkan juga. Dari situ, saya mulai berpikir, ‘Kenapa nggak coba dijadikan usaha?'” kenang Sundari.
Titik balik usaha sundari terjadi pada 2002, ketika ia menjadi mitra binaan PT Timah melalui rekomendasi Dinas Tenaga Kerja. Melalui program ini, ia mendapatkan dukungan yang sangat berharga untuk mengurus legalitas usaha, mulai dari BPOM, sertifikat halal BUMN, hingga hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
“Alhamdulillah, sejak menjadi mitra binaan PT Timah, modal kami bertambah dan bisa memproduksi lebih banyak sambal lingkong. Kami juga sering diikutsertakan dalam pameran atau bazar oleh PT Timah,” ujar Sundari.