Jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh pesat masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen.
Dari sisi sumber pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar sebesar 1,13 persen, diikuti oleh perdagangan (0,72 persen), informasi dan komunikasi (0,63 persen), serta pertanian (0,61 persen).
Edy menjelaskan, industri pengolahan tumbuh kuat didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri.
Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen karena meningkatnya produksi CPO dan turunannya.
“Industri logam dasar naik 18,62 persen sejalan dengan tingginya permintaan ekspor besi dan baja. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen karena meningkatnya produksi untuk kebutuhan dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Selain itu, BPS juga mencatat perbaikan kualitas pasar tenaga kerja. Proporsi pekerja formal naik menjadi 42,20 persen dari total penduduk bekerja, meningkat dari 42,05 persen tahun sebelumnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pun menurun dari 4,91 persen pada Agustus 2024 menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025, dengan jumlah pengangguran terbuka mencapai 7,46 juta orang.
“Peningkatan pekerja formal ini terutama didorong oleh meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai,” tutur Edy.
Bagindo Yakub.
