Apakah karena ada oknum yang merasa gerahah? Atau apa motif dibalik serangkaian “teror” tersebut? Hal ini harus diusut tuntas dan diungkap ke publik agar publik tidak berspekulasi.
Tak salah, sangat benar, jika dunia media sosial seperti netizen, masyarakat sipil, aktivis maupun orang-orang yang masih mengedepankan sikap lawan orang-orang yang akan mengkerdilkan Kejagung. Intimidasi terhadap lembaga penegak hukum adalah racun mematikan bagi keadilan dan pantang dibiarkan.
Bagimana kita bisa menggantungkan asa kepada penegak hukum jika sesama penegak hukum saling “senggol” dan penuh dengan drama sinetron.
” Memang agak unik, jikala Kejagung masih berkerja membongkar ada dugaan tindak pidana korupsi IUP PT Timah Tbk, ada tindakan-tindakan yang tidak lazim. Maka wajar publik bertanya ada apa dibalik intimidasi. Intinya ada yang tidak baik-baik saja. Namum kami yakin Kejagung buka intitusi yang lemah dan penakut. Jadi kalau hanya sekedar iring-iringan atau konvoi-konvoi kami pikir cemen,” tegas Iskandar Sitorus, Ketua DPP Indonesia Audit Watch dalam sebuah wawancara dengan media.
Iskandar Sitorus berujar, aksi yang terjadi di Kejagung diharapkannya adalah ulah oknum saja. ” Pedagang-pedagang yang di sekitar Kejagung khususnya di pintu belakang menganggap aneh. Tapi apapun itu kami minta, siapapun pimpinan institusi uang yang diasumsikan adalah itu oknum. kami harap institusi kepolisian menghentikan ulah oknum itu.
Rasa penasaran terhadap apa dan apa pelaku konvoi tak lazim itupun menciptakan rantai pertanyaan panjang. Mungkinkah konvoi ini merupakan bagian dari disign yang mendistorsi kinerja Kejagung dalam menangani kasus korupsi PT Timah.
Jika benar demikian, lantas siapa aktor dan dalang di balik konvoi mencurigakan itu. Semoga pihak kepolisian segera mengambil langkah cepat dan tegas agar tak terjadi gesekan antar lembaga penegak hukum
Editorial, Oleh: Mad Doni (Wartawan Berita Musi)