Salah satu contoh konkret yang disampaikan adalah pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil sebagai langkah awal menekan angka kematian ibu. Namun, Rangkuti juga mengingatkan agar jadwal kuliah disesuaikan dengan jam kerja.
“Bila perlu, kuliah bisa dilakukan secara online setelah jam pelayanan,” ujarnya.
Ketua IBI Bangka Barat, Ariana, menyambut baik kebijakan ini dan berjanji akan menjalin kerja sama dengan universitas terakreditasi agar bidan bisa menempuh pendidikan dengan mudah dan berkualitas.
Sejumlah bidan yang hadir pun antusias. Dewi, salah satu peserta, mengaku siap kuliah sambil bekerja asal ada fleksibilitas jam dinas. Namun, kekhawatiran soal biaya menjadi catatan bagi sebagian bidan lainnya.
Menjawab hal itu, Kadis Kesehatan menegaskan bahwa beasiswa akan menjadi prioritas, meski skema bantuan pendidikan masih dalam tahap perencanaan.
Muhammad Sapi’i Rangkuti berharap inisiatif ini dapat menjadi titik awal transformasi layanan kesehatan di Bangka Barat yang lebih profesional dan responsif.
“Jangan cuma pintar mengisi laporan, tapi harus mampu menghadapi pasien dengan baik,” tutupnya. (*)