Namun, menurut Jeje, semangat mereka justru dibalas dengan tudingan yang menyakitkan.
“Alih-alih mendapat apresiasi, kami justru mendapat cacian dari Pak Dewan yang terhormat. Ini sangat menyakiti hati kami. Kami bukan perusak moral, kami hanya ingin berkarya dan membangun ruang kreatif di daerah sendiri. Tolong pak Dewan Support kami,” tegasnya.
Ia pun meminta agar Soni Dewangga sebagai wakil rakyat bisa memberikan arahan dan dukungan, bukan stigma buruk.
“Mohon Pak Dewan Soni yang terhormat, dukunglah kami ini komunitas pelaku ekonomi kreatif. Janganlah mencaci kami seolah-olah kami ini perusak moral anak-anak. Kami terbuka untuk dialog dan arahan, agar kami tetap bisa tampil menghibur masyarakat Bangka Selatan dengan cara yang tetap sesuai nilai lokal,” tutup Jeje.
Diberitakan sebelumnya, Penampilan musik DJ di kawasan Himpang Lima Habang, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, pada Sabtu malam (14/6/2025), menuai kritik dan sorotan dari anggota DPRD setempat.
Anggota Komisi II DPRD Bangka Selatan dari Fraksi Partai Nasdem, Soni Dewangga, menilai bahwa pertunjukan tersebut tidak sesuai dengan nilai budaya dan edukasi masyarakat lokal.
Menurut Soni, tampilnya musik dugem ala disc jockey (DJ) di ruang publik seperti alun-alun di kawasan Himpang Lime Toboali, dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sosial, terutama karena lokasi tersebut terbuka dan kerap menjadi tempat berkumpul anak-anak dan keluarga. (*)