Dirinya berharap aksi nyata seperti ini dapat mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga laut sebagai bagian dari aset lingkungan dan pariwisata daerah.
Sementara itu, Ketua Komunitas Konservasi Karang Desa Wisata Keciput, Ringgo alias Firmasyah, mengaku bersyukur masyarakat mulai teredukasi untuk ikut menjaga habitat penyu.
“Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah lebih peduli terhadap keberadaan tukik dan habitatnya. Dukungan perusahaan seperti ini sangat penting untuk memperkuat gerakan konservasi laut,” tuturnya.
Ringgo juga menyampaikan apresiasinya kepada AAI Sumbagsel dan berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin.
“Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Kalau bukan kita yang jaga laut kita, siapa lagi?” tegasnya.
Selain PT Timah dan PT Bukit Asam, kegiatan ini turut diikuti perusahaan lain di bawah naungan AAI Sumbagsel, di antaranya PT Pupuk Sriwijaya, PT Bukit Multi Investama, PT Timah Investasi Mineral, PT Bumi Sawindo Permai, PT Internasional Prima Coal, PT Bukit Prima Bahari, PT Pelabuhan Bukit Prima, PT Bukit Pembangkit Innovative, PT Satria Bahana Sarana, PT Bukit Energi Servis Terpadu, PT Timah Karya Persada Properti, Bank Sumsel Babel
Aksi ini menjadi sinyal positif bahwa kolaborasi antara dunia usaha dan komunitas lokal dapat menciptakan dampak nyata untuk menjaga laut, sekaligus mendukung geliat pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Belitung. (*)