“Koordinasi dan pemantauan mingguan oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri menjadi sangat krusial. Tujuannya untuk memastikan efektivitas program pengendalian inflasi yang berjalan di daerah,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan data BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Babel pada Triwulan I 2025 tumbuh sebesar 4,60 persen (yoy). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 0,94 persen (yoy).
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (NFA), I Gusti Ketut Astawa, turut memaparkan berbagai langkah konkret yang telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
“Langkah-langkah yang kami ambil meliputi pemantauan harga pangan, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), fasilitasi distribusi pangan (FDP), penyaluran beras program SPHP, serta monitoring dan evaluasi di pasar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini, realisasi pengadaan gabah kering panen telah mencapai 3,3 juta ton, sedangkan beras sebanyak 725 ribu ton.
Total pengadaan beras dalam negeri tahun 2025 mencapai 2,51 juta ton, dan stok nasional yang dikelola Perum Bulog telah menyentuh 4 juta ton.
“Semoga melalui rapat ini, daerah mampu menyusun langkah nyata yang relevan, adaptif, dan selaras dengan kebijakan pusat demi menjaga stabilitas ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya.