“Tiga nilai ini menjadi fondasi kehidupan masyarakat kita. Dari sekumpulan menjadi satu (Hekaban), dari satu menjadi teman (Hekawan), dan dari teman menjadi keluarga besar (Heberuyot). Inilah yang menjaga Toboali tetap rukun dan solid hingga hari ini,” kata Riza.
Menurut Riza, peringatan Hari Jadi Kota Toboali bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan juga momentum untuk merefleksikan sejarah panjang dan memperkuat semangat persaudaraan di tengah masyarakat Bangka Selatan.
“Peringatan ini menjadi kesempatan bagi kita untuk meneguhkan kembali semangat kebersamaan dan persatuan. Sejak dahulu, Toboali dikenal sebagai daerah yang kuat dalam perjuangan dan kaya akan nilai budaya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Riza juga mengenang perjalanan panjang Kota Toboali sebagai wilayah bersejarah yang melahirkan banyak tokoh perjuangan melawan penjajahan, seperti Raden Keling, Raden Ali, Batin Tikal, Batin Pa Amien, hingga Batin Ganing.
“Perjuangan mereka adalah warisan berharga yang membentuk jati diri Toboali sebagai kota yang berani, mandiri, dan berjiwa merdeka,” ucapnya
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan seluruh masyarakat Bangka Selatan dalam memperingati Hari Jadi Kota Toboali.
Riza menegaskan, semangat Hekaban, Hekawan, Heberuyot harus terus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai landasan membangun Toboali yang lebih maju dan sejahtera.
“Semoga peringatan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kemajuan hanya bisa diraih dengan semangat persatuan dan gotong royong,” tutupnya. (*)

















