Meski hujan tak henti turun, mereka tetap berjalan tegak penuh percaya diri, memancing decak kagum penonton di bawah payung.
Puncak perayaan terasa saat barisan penari berkostum merah-putih menampilkan tarian dinamis di depan panggung utama. Gerakan lincah mereka berpadu dengan spanduk besar bertuliskan “Dirgahayu Republik Indonesia ke-80”, menegaskan makna karnaval ini sebagai persembahan rakyat untuk bangsanya.
Bupati Bangka Barat, Markus, yang ikut menyaksikan jalannya karnaval dari tribun, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Meskipun hujan, semua peserta dan penonton sangat semangat. Syukur acaranya berjalan lancar dan meriah, menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-80 Indonesia,” ucap Markus dengan wajah sumringah meski bajunya juga basah.
Hal senada juga disampaikan Kepala Kesbangpol Bangka Barat, Safrizal. Menurutnya, meski jumlah peserta tahun ini turun cukup signifikan. Namun hal itu tidak menyurutkan minat peserta dan masyarakat untuk ikut dan hadir di acara karnaval pembangunan ini.
“Kalau tahun lalu 90 peserta, tahun ini hanya 43. Tapi yang luar biasa, antusiasme para peserta dan masyarakat tetap tinggi, bahkan hujan tidak menyurutkan semangat mereka,” jelasnya.
Bagi sebagian warga, hujan justru membuat pawai karnaval tahun ini terasa lebih berkesan. Seperti diungkapkan Ayu, salah seorang penonton yang rela berdiri berjam-jam di bawah payung kecilnya demi menyaksikan setiap penampilan.
“Seru sekali, hujan malah bikin tambah ramai. Justru lebih terasa perjuangannya, seperti pejuang dulu yang tak kenal lelah,” ujarnya sambil tersenyum.
Hujan yang turun di tengah karnaval seolah membawa pesan tersendiri: menjadi simbol ujian sekaligus keteguhan rakyat, sebagaimana bangsa ini pernah melewati masa-masa sulit namun tetap teguh menjaga persatuan.
Dari pelajar hingga penari, dari musik hingga teatrikal, setiap penampilan menjadi representasi nilai kemerdekaan, melambangkan masa depan bangsa yang kreatif, disiplin, pelestarian tradisi, semangat perjuangan, hingga gotong royong.
Karnaval pembangunan di Kabupaten Bangka Barat tahun ini bukan sekadar pesta rakyat, melainkan cermin perjalanan bangsa.
Dari anak-anak hingga orang tua, dari musik hingga teatrikal, dari tradisi hingga kreasi modern semuanya menghadirkan pesan bahwa kemerdekaan adalah warisan yang harus dirayakan, dijaga, dan dihidupkan di setiap generasi.
Dan hari itu, hujan deras bukan penghalang, justru menjadikan perayaan semakin berkesan, penuh warna, dan tak terlupakan. (blv)
