SEKILASINDONEWS.COM – Ironi mencuat di tengah panasnya konflik agraria yang memperdebatkan kawasan Sungai Kemis, Desa Pergam, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan. Di saat kelompok Sandi Cs gencar menuding pihak lain merusak daerah resapan air, warga justru menyoroti keberadaan kebun sawit yang tumbuh subur di dekat embung air persawahan, sumber utama pengairan sawah bagi dua desa, Pergam dan Serdang.
Fakta tersebut mengemuka saat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial (PKS) Bangka Selatan bersama masyarakat dan tim ventalisir turun langsung ke lapangan untuk memverifikasi titik-titik kawasan rawa yang akan ditetapkan sebagai daerah resapan air, Selasa (4/11/2025).
Dalam verifikasi titik terakhir kawasan rawa yang akan ditetapkan sebagai daerah resapan air di area lokasi persawahan, sejumlah warga Desa Pergam melontarkan keluhan di hadapan Kabid Penataan Ruang Dinas PU Bangka Selatan, Menson, yang memimpin langsung kegiatan tersebut.
Mereka mempertanyakan sekaligus mendesak pemerintah daerah agar bersikap tegas terhadap aktivitas perkebunan sawit yang berdiri hanya beberapa meter dari embung air sawah.
Warga menilai keberadaan kebun sawit di kawasan vital itu berpotensi besar mengganggu fungsi embung sebagai penampung air utama persawahan.
“Satu lagi, Pak, sawit yang ada di dekat embung itu tolong ditindak. Negara sudah keluar banyak uang bangun embung untuk pengairan sawah. Tapi kalau di sekitar embung masih ada sawit, percuma dibangun Pak. Karena embung itu di bangun untuk pengairan sawah, bukan sawit,” celetuk salah satu warga di lokasi dengan nada tinggi.
Menurut informasi warga, kebun sawit yang dekat di area embung tersebut diduga milik dua warga Desa Pergam, Win dan Bujoi, yang tergabung dalam kelompok Sandi Cs.
Ironisnya, kelompok yang paling vokal menuding pihak lain merusak kawasan rawa, justru diduga memiliki kebun sawit di area sekitar embung yang menjadi sumber utama air untuk pengairan persawahan Desa Pergam dan Serdang.















