“Dari berbagai referensi, sejarah pertambangan timah sejak zaman VOC hingga sekarang terdokumentasi dengan baik di sini. Ini bukan sekadar sejarah, tetapi juga edukasi tentang sumber daya mineral di Babel,” jelasnya.
Oleh karena itu, Sugito berharap MTI Pangkalpinang dapat terus dikembangkan sebagai destinasi wisata yang menarik.
“Pariwisata itu tidak hanya tentang alam, tetapi juga sejarah dan edukasi. Saya yakin MTI Pangkalpinang dapat menjadi destinasi atraksi wisata yang berkaitan dengan sejarah dan edukasi pertambangan,” ujarnya.
Pada tahun 2024, MTI Pangkalpinang mencatat 23.957 kunjungan, didominasi oleh pelajar, wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara, mahasiswa, dan wisatawan lokal.
Dengan ratusan koleksi tentang pertambangan timah, museum ini menawarkan pengalaman edukatif tentang perjalanan panjang industri timah di Indonesia.