Menurut H, SKT tersebut diduga kuat lahir dari instruksi pihak tertentu kepada pemerintah Desa Mengkubang.
“Kepala desa justru korban. Ia hanya menjalankan perintah dari atasannya,” ungkapnya.
Sumber H juga mendesak Kejari Beltim untuk mengurai tuntas kasus ini, mulai dari penerbitan SKT, perizinan usaha, hingga mengungkap siapa dalang di balik pengeroyokan wartawan.
Ia menaruh simpati pada keluarga sebagian pelaku yang disebut tidak mengetahui motif sebenarnya.
“Ada yang hanya ikut-ikutan, tanpa tahu mereka sedang dijadikan pion dalam permainan besar,” ujar H.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak-pihak terkait masih dalam upaya konfirmasi. (**)