Selain harga yang lebih baik, hal yang paling dirasakan Rafiq adalah rasa aman saat bekerja. Ia tak lagi menambang dengan sembunyi-sembunyi karena sudah resmi bermitra.
“Dulu sering was was, kalau ada razia bisa berhari-hari enggak kerja. Sekarang lebih tenang karena sudah diurus CV, alat juga bisa ditinggal,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan penambang lain, Faisal, yang turut merasakan dampak positif dari stabilnya harga timah di tingkat mitra. Ia menyebut harga saat ini sudah cukup membuat para penambang kecil bernapas lega.
“Sekarang harga Rp160 ribu dibeli CV, dan setelah naik ke darat langsung bisa jual. Pulang-pulang bawa uang, anak istri bisa belanja,” kata Faisal.
Ia berharap harga timah bisa terus meningkat seperti sebelumnya yang sempat mencapai Rp180.000 per kilogram.
“Kalau bisa naik lagi ya syukur, tapi dengan harga sekarang saja kami sudah Alhamdulillah. Yang penting stabil, karena kalau harga anjlok, kami penambang kecil yang paling susah,” ujarnya.
Kenaikan harga dan kepastian bermitra ini menjadi angin segar bagi para penambang rakyat, setelah sebelumnya banyak yang mengeluhkan sulitnya menjual hasil tambang dan tidak adanya kepastian hukum dalam bekerja.
Kini, mereka berharap langkah PT Timah Tbk dalam menyesuaikan NIUJP dapat terus mendorong kesejahteraan penambang kecil, sekaligus menekan praktik penambangan ilegal di wilayah IUP perusahaan. (*)
