“Ini merupakan rencana strategis yang diambil pemerintah Indonesia, namun harus dapat memberikan win-win solution bagi semua pihak, baik bagi Amerika Serikat maupun bagi negara lain yang mungkin terdampak karena penyesuaian impor migas Indonesia tersebut,” ujar Bambang.
Ia menyoroti bahwa beberapa negara di kawasan Timur Tengah telah lama menjadi pemasok utama migas bagi Indonesia.
Bambang menjelaskan bahwa Indonesia mengimpor hingga 85% dari total kebutuhan LPG nasional yang mencapai 8,17 juta ton. Sejumlah negara menjadi sumber impor, termasuk Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Aljazair.
“Langkah ini tidak hanya membantu dalam diversifikasi sumber energi tetapi juga dalam menyeimbangkan perdagangan bilateral dengan AS,” tegas Bambang.
Ia juga memastikan pihaknya akan terus memantau perkembangan kebijakan ini dan siap memberikan dukungan serta masukan konstruktif demi kemanfaatan maksimal bagi bangsa dan negara.
“Kami mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Menteri Bahlil dalam menjalankan kebijakan Presiden Prabowo menghadapi tantangan perdagangan internasional, dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” imbuhnya. (*)