LOS ANGELES, SEKILASINDONEWS.COM – Los Angeles, kota yang selama ini dikenal dengan gemerlap kehidupan dan kawasan elitnya, kini dilanda salah satu kebakaran hutan terbesar dalam sejarah.
Kawasan Pacific Palisades hingga Hollywood Hills, yang selama ini menjadi simbol kemewahan dan impian, kini menjadi abu.
Tragedi ini tidak hanya membawa kehancuran fisik, tetapi juga membuka mata dunia terhadap dampak perubahan iklim dan tantangan mitigasi bencana.
Kebakaran Terbesar dalam Sejarah Los Angeles
Dimulai pada Selasa pagi, 7 Januari 2025, api yang muncul di wilayah Pacific Palisades dengan cepat menyebar, melahap lebih dari 19.978 hektare lahan dalam waktu dua hari.
Angin Santa Ana yang berhembus kencang dengan suhu tinggi dan kekeringan parah menciptakan “badai sempurna” yang mempercepat laju kebakaran.
Hingga saat ini, sebanyak 180.000 penduduk terpaksa dievakuasi, lebih dari 5.300 bangunan hancur, dan 10 nyawa melayang.
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, David McClain, menyebut kebakaran ini sebagai salah satu bencana terburuk yang pernah dihadapi kota tersebut.
“Kami menghadapi tantangan luar biasa. Angin kencang dan suhu tinggi mempercepat penyebaran api, membuat pemadaman menjadi sangat sulit,” jelasnya.
Dampak Ekonomi dan Sosial yang Menghancurkan
Kawasan Pacific Palisades, rumah bagi selebritas dan kalangan atas, menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Properti mewah bernilai jutaan dolar kini rata dengan tanah, mengakibatkan kerugian yang diperkirakan mencapai USD 8 miliar (sekitar Rp129,6 triliun).
Jika klaim asuransi mencapai angka ini, kebakaran ini akan menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah Amerika Serikat.
Namun, dampaknya bukan hanya ekonomi. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, sementara laporan penjarahan dan pencurian di kawasan yang dievakuasi menambah penderitaan warga.
Di tengah kekacauan ini, pemerintah setempat terus memberikan bantuan logistik dan tempat penampungan darurat bagi para korban.