Para siswa bisa belajar banyak tentang keterampilan tradisional seperti anyaman, musik dambus, serta memahami adat dan budaya leluhur.
“Keberadaan Kampung Adat Gebong Memarong ini adalah laboratorium budaya bagi para siswa. Kami menjadikan tempat ini sebagai lokasi wisata edukasi budaya,” ujar Kurniati.
Lebih dari itu, Kampung Adat Gebong Memarong juga turut berperan dalam meningkatkan perekonomian lokal.
Kehadiran wisatawan memberikan peluang bagi pelaku UMKM di sekitar kawasan untuk memasarkan produk kerajinan tangan, home decor, dan obat-obatan herbal.
PT Timah juga mendukung penuh pelestarian budaya Gebong Memarong melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), yang telah berjalan setiap tahun.
Program ini membantu menjaga tradisi adat yang memiliki potensi menjadi daya tarik wisata, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
“Keberadaan PT Timah sangat berarti bagi kami, terutama melalui program TJSL yang mendukung pelestarian budaya dan penguatan ekonomi UMKM,” tambah Kurniati.
Eko Adi Permana, salah satu pelajar SMAN 1 Riau Silip, berharap bisa membantu menyebarkan informasi tentang suku adat ini ke dunia luar.
“Saya ingin membagikan pengetahuan tentang suku adat Mapur ini melalui media sosial, agar semakin banyak orang tahu dan tertarik berkunjung,” ujarnya.
Melalui inisiatif ini, PT Timah tidak hanya berfokus pada pelestarian budaya, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek ekonomi inklusif dan pelestarian budaya.
Program pengembangan wisata adat di Kampung Adat Gebong Memarong merupakan bentuk nyata kontribusi perusahaan dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya lokal. (*)