4. Pembangunan masyarakat religius, sehat, bahagia, produktif, berbudaya, dan peduli lingkungan.
5. Penguatan tata kelola pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, serta didukung kepemimpinan kolaboratif dan inovatif.
Markus menyebut RPJMD sebagai “kompas pembangunan bersama” yang harus menjadi acuan seluruh elemen, termasuk eksekutif, legislatif, yudikatif, serta masyarakat.
“Pembangunan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah. Diperlukan sinergi lintas sektor,” tegasnya.
Ia juga menyoroti sejumlah tantangan, seperti keterbatasan anggaran, kualitas SDM, keterbatasan infrastruktur, serta urgensi reformasi birokrasi berbasis digital.
Untuk menjawab tantangan itu, Markus menawarkan pendekatan kolaboratif berbasis Penthahelix, yakni kerja sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.
“Kelima pilar ini harus bersinergi dan memanfaatkan kekuatan masing-masing,” ujarnya.
Menutup pidatonya, Markus mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menghilangkan ego sektoral dan bersatu demi pembangunan berkelanjutan.
“Keberhasilan bukan kerja satu pihak, tapi hasil gotong royong semua elemen. Mari pertahankan dan tingkatkan capaian Bangka Barat,” tutupnya. (*)