Sekilasindonews.com | JAKARTA –
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (Pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es.
“Aarah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam,” ujar Dwikorita Karnawati dalam Live Webinar “Kapan Musim Hujan akan Datang?” yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung, Sabtu (28/10/2023).
Dwikorita menjelaskan awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh disaat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” tuturnya.
Dijelaskannya, BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober – Desember 2023 yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen. Sementara puncak musim penghujan umumnya diprakirakan pada bulan JANUARI – FEBRUARI 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1%).