Menurut Mie Go, Pemkot sebelumnya telah membangun kolam retensi di Bukit Nyato untuk menampung aliran air dari Bukit Sari. Namun, kapasitas kolam yang terbatas membuat penanganan lanjutan tetap diperlukan, dan akan dilakukan secara bertahap melalui penganggaran berikutnya.
Selain banjir, warga Air Kepala Tujuh juga mengeluhkan minimnya penerangan jalan. Mie Go menegaskan, jika aset jalan masih menjadi tanggung jawab pengembang, maka serah terima harus dipercepat agar pemerintah bisa melakukan perbaikan.
“Kami akan meminta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman menyurati pengembang untuk mempercepat serah terima aset. Jika ada kendala, Pemkot berkomitmen mencarikan solusi,” tegasnya.
Langkah ini menjadi bukti keseriusan Pemkot Pangkalpinang dalam menanggapi keluhan warga. Mie Go berharap, selain langkah teknis, partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan agar persoalan banjir dan minim penerangan jalan dapat teratasi dengan baik dan berkelanjutan.
“Kami berharap masyarakat juga berperan aktif menjaga lingkungan. Jangan membuang sampah sembarangan agar saluran air tidak tersumbat,” pungkasnya. (*)
















