Sementara itu, Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Dessy Ayu Trisna, dalam sambutannya menyampaikan pesan tegas namun penuh semangat kepada seluruh peserta.
Ia menekankan bahwa kepala sekolah bukan hanya pengelola administrasi, tetapi juga pemimpin yang menentukan arah dan atmosfer pendidikan di sekolah.
“Melalui pelatihan ini, saya berharap kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai pengelola administrasi, tetapi juga menjadi pemimpin yang mampu membangun suasana sekolah yang manusiawi dan nyaman bagi guru maupun peserta didik,” ujar Dessy.
Dessy juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan di era digital. Menurutnya, transformasi teknologi dalam pembelajaran harus diimbangi dengan penguatan nilai-nilai moral, karakter, dan kebangsaan agar generasi muda tidak kehilangan jati diri.
“Kepala sekolah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran, namun tetap menjaga nilai moral dan budaya yang menjadi identitas bangsa,” tegasnya.
Selama pelatihan berlangsung, para peserta mendapat beragam materi penting, mulai dari kepemimpinan transformasional, manajemen sekolah berbasis karakter, hingga penerapan teknologi dalam pembelajaran modern.
Sesi diskusi berjalan interaktif dan inspiratif, memberi ruang bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan refleksi atas tantangan nyata yang mereka hadapi di lapangan, dari penerapan kurikulum Merdeka Belajar hingga pengelolaan guru dan siswa di era digital.
Salah satu peserta, Sri Wahyuni, Kepala SMPN 3 Pangkalpinang, mengaku pelatihan ini menjadi pengalaman berharga yang membuka cara pandangnya tentang kepemimpinan di dunia pendidikan saat ini.
“Kami ditantang untuk keluar dari zona nyaman dan mulai berpikir digital tanpa kehilangan sentuhan manusiawi,” ujarnya. (*)