Ia menegaskan, konsep kota cerdas tidak hanya berkaitan dengan kemajuan teknologi, tetapi juga mencakup pembangunan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan di tengah masyarakat.
“Smart city itu bukan cuma soal Wi-Fi atau papan reklame digital. Kota cerdas sejati adalah kota yang masyarakatnya memiliki kesadaran beragama, sosial, dan budaya yang tinggi,” tegasnya.
Selain itu, Udin menyoroti persoalan darurat sampah yang kini menjadi tantangan serius di Kota Pangkalpinang. Ia mengajak para pemuda, khususnya Pemuda Muhammadiyah, untuk ikut mencari solusi dan turun langsung dalam aksi nyata mengatasi persoalan tersebut.
“Pangkalpinang ini darurat sampah. Ayo kita pikirkan bersama dan wujudkan solusinya. Saya yakin dengan semangat dan ide-ide segar dari anak muda, masalah ini bisa diatasi,” kata Udin.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Pangkalpinang membuka ruang kerja sama yang luas bagi organisasi kepemudaan untuk berkolaborasi dalam berbagai program pembangunan. Termasuk memfasilitasi akses ke peluang pendanaan dari kementerian dan lembaga terkait.
“Banyak peluang yang bisa kita manfaatkan. Tinggal bagaimana kita mau bergerak bersama,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Udin berharap Pemuda Muhammadiyah dapat menjadi teladan dalam gerakan sosial dan lingkungan, sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menciptakan Pangkalpinang yang bersih, berperadaban, dan maju.
“Saya ingin lihat pemuda menjadi motor perubahan. Mari kita jaga kota ini bersama, mulai dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan,” tutupnya.

















