Sekilasindonesia.com, MERAWANG – Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, menyebut bahwa penanaman pohon sagu, di lahan bekas tambang timah, menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tanah bekas tambang, yang rusak dan gersang. Menurutnya, pohon sagu dapat hidup dalam kondisi apa pun, baik itu panas maupun basah.
Demikian disampaikan Moeldoko dalam sambutannya, saat kegiatan Penandatangan dan Deklarasi Sagu Sebagai Pangan Berkelanjutan dan Pengembangan Hutan Lahan Basah Menyongsong Indonesia Net Zero 2060, yang berlangsung di Kampung Reklamasi, Air Jangkang, Selasa (8/8/2023).
“Kenapa sagu? karena sagu ini banyak sekali kelebihannya. Selain itu, sagu juga merupakan komoditas ekspor yang sangat ditunggu-tunggu. Permintaan dari berbagai negara akan sagu ini, memang begitu banyak,” ujar Moeldoko
Untuk itu, kata Moeldoko, penanaman sagu di lahan bekas tambang timah, dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Selain itu, lanjut Moeldoko, sagu juga merupakan pangan yang berkelanjutan dan sangat baik dikembangkan di Indonesia, khususnya di Negeri Serumpun Sebalai.
“Jadi, ekspor sagu dari Indonesia itu, sangat ditunggu-tunggu sekali. Maka dari itu, kita perlu memanfaatkan potensi serta peluang yang ada, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Babel. Selain bisa membuat lahan bekas tambang jadi produktif lagi, penanaman sagu ini, juga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan dari sektor pertanian,” ujarnya.