SEKILASINDONEWS.COM – Sejak kasus dugaan KUR fiktif di Bank SumselBabel senilai sekitar Rp21 miliar menyeruak, petinggi PT Hasil Karet dan Lada (HKL) raib seperti ditelan bumi. Aktivitas perusahaan di Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan juga mendadak berhenti.
Direktur PT HKL Yandi, meski rumahnya di Gudang, namun tak lagi pernah nampak batang hidungnya. Sebelumnya melalui akun sosial media petinggi lainnya “ZL” cukup sering mengunggah video atau foto setiap aktivitas perusahaan dan para petingginya.
“Yandi memang rumahnya ada di Gudang, tapi rumahnya juga ada di Pangkalpinang. Kini kabarnya ada di Bandung. Sudah lama tak kelihatan di Gudang,” kata tokoh masyarakat setempat yang namanya keberatan ditulis, Selasa (25/6/2024).
Ketika program sawit “gratis” bergulir Yanda adalah Ketua BPD Gudang. Beberapa bulan kemudian dicopot. “Hasil musyawarah, beliau (Yandi) disepakati mengganti Ketua BPD,” ujarnya.
Mengenai alasan pencopotan itu, menurutnya ada banyak persoalan yang menjadi alasanya. “Termasuk soal pengadaan lapangan sepak bola,” ungkapnya.
Sumber lainnya, Kamis pagi, 27 Juni 2024, mengatakan PT HKL punya banyak aset di Gudang. Selain punya kebun sawit dan lahan puluhan hektar, juga punya sikuit motocross. “Tahun 2022 pernah diselenggarakan event tingkat nasional,” kata dia.
Belakangan, Yandi, kata dia, cukup rajin membeli lahan warga. “Banyak dia membeli lahan, banyak warga menjual lahan ke dia (Yandi). Cuma sudah lama tidak terlihat di Gudang. Kami juga gak tahu dimana keberadaanya,” papar dia.
Padahal, menurut sumber tadi, meski dicopot sebagai Ketua BPD Gudang, namun statusnya masih sebagai Anggota BPD. “Dia masih terima gaji, honor bpd sebesar 1,5 juta dan 1,8 juta meski tidak aktif. Gak tahu mengapa dia belum diganti sebagai anggota BPD,” kata dia dengan nada heran.
Sedangkan seorang Anggota BPD Gudang yang minta namanya tidak ditulis, Kamis pagi mengungkapkan, Yandi diganti sebagai Ketua BPD, 6 bulan setelah dana KUR cair.