“Ke mana masa depan kita? Saat ini satu kaki kita di pertambangan. Maka, di kaki lain harus ada blue-green, sehingga jika satu tidak berfungsi, kaki satu lagi masih bisa bertahan. Kita harus tetap bisa bertahan walaupun berdiri dengan satu kaki. Maka, sektor timah ditata, seiring dengan pengelolaan di sektor biru-hijau ini,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kep. Babel pun, diakui Pj Gubernur Safrizal, sudah memikirkan hal itu, dengan menerapkan perencanaan pertambangan dan blue-green dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Sudah masuk dalam RPJPD-RPJMD kita. Tapi, ide ini tidak boleh berhenti hanya di dalam dokumen, harus disosialisasikan, diomongkan, diberitahukan kepada sebanyak orang untuk menggali partisipasi menyamakan visi. Jadi, tidak cukup hanya dokumen,” katanya.
Banyak sub sektor yang dapat digali sebagai potensi untuk menaikkan taraf ekonomi di Kep. Babel dari dua sektor potensial (blue-green) ini.
Seperti halnya pariwisata dengan ratusan pulau membentang, perikanan tangkap, budidaya, hingga kembalinya kejayaan lada Kep. Babel, maupun optimalisasi tumbuhan holtikultura dalam pemenuhan pangan.
“Salah satunya kegiatan seperti ini mencerahkan kepada banyak kalangan, bahwa strategi kita ke depan, atau strategi berjalan dua kaki ini bukan hanya mengandalkan sektor mineral. Tapi, juga dari sektor blue-green, dan konservasi yang menjadi bagian dari keseimbangan kita. Ini demi sebuah legacy untuk anak-cucu,” pungkasnya.