“Kami mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Dengan pelatihan ini, kami siap melayani permintaan pelanggan untuk konversi kendaraan,” kata Rafajar.
Direktur Lalu Lintas Polda Babel, Kombes Pol Hendra Gunawan, turut mendukung inisiatif PLN ini. Ia menyoroti pentingnya koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait aspek teknis kendaraan hasil konversi.
“Kendaraan ini perlu uji tipe dan registrasi agar layak digunakan di jalan raya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ervawi, menilai pelatihan ini sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kompetensi siswa dan guru.
“Kami berharap bengkel konversi kendaraan listrik di SMK dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Ervawi juga mencatat peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Bangka Belitung. “Kendaraan listrik semakin banyak digunakan masyarakat, dan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam transisi energi bersih,” tambahnya.
PLN berharap program TJSL ini dapat memperkuat ekosistem energi bersih di Bangka Belitung sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor otomotif listrik. Pelatihan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menciptakan generasi yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Selain mendukung sekolah, PLN juga melibatkan pemerintah daerah untuk memastikan keberlanjutan program. Sinergi antara PLN, pemerintah, dan dunia pendidikan diharapkan dapat menjadikan Bangka Belitung pionir dalam teknologi hijau.
Program ini sekaligus mempertegas komitmen PLN dalam mendukung transisi energi bersih dan pengembangan sumber daya manusia berbasis teknologi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
