Darmawan menjelaskan bahwa PLN akan menambah kapasitas listrik sebesar 100 GW hingga tahun 2040, dengan 75 persen atau 75 GW dari energi terbarukan. PLN berencana mengurangi emisi karbon melalui pembangkit listrik tenaga air sebesar 25 GW, surya 27 GW, angin 15 GW, panas bumi 6 GW, dan bioenergi 1 GW.
Untuk mendukung target tersebut, PLN akan membangun jalur transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer guna mengalirkan energi terbarukan dari daerah terisolir ke pusat-pusat permintaan listrik.
PLN juga merancang sistem smart grid untuk menangani intermitensi dari pembangkit energi terbarukan, sehingga aliran listrik dapat lebih stabil di dalam jaringan PLN. Darmawan menjelaskan bahwa pengembangan smart grid akan meningkatkan kapasitas pembangkit hingga 42 GW.
“Tanpa smart grid, kita hanya bisa menambah kapasitas hingga 5 GW. Dengan smart grid, kita dapat meningkatkan kapasitas pembangkit tenaga surya dan angin secara signifikan,” ujar Darmawan.
Namun, Darmawan juga mengakui bahwa inisiatif ini membutuhkan biaya besar. PLN berkomitmen untuk terus menggalang kolaborasi guna mencapai target energi terbarukan ini.
Darmawan menekankan bahwa kolaborasi dengan investor domestik dan internasional sangat penting untuk kesuksesan transisi energi Indonesia.
“Kolaborasi menjadi kunci dalam mencapai swasembada energi berkelanjutan di tanah air,” tutupnya.