Kegiatan konservasi ini juga melibatkan masyarakat sekitar. Warga turut berperan dalam penyediaan pakan, penanaman tanaman pakan seperti kaliandra, hingga pemeliharaan area hijau di kawasan reklamasi. Bahkan, para peternak sapi ikut berkontribusi dengan menyediakan bahan pakan untuk buaya dan satwa karnivora lainnya.
Selain berperan menjaga keberlangsungan hidup satwa, PPS Alobi dan PT Timah Tbk juga berkontribusi mengembalikan keseimbangan ekosistem hutan. Satwa liar diketahui memiliki peran penting, mulai dari menyebarkan biji tanaman, membantu penyerbukan alami, hingga mengendalikan populasi hewan lain.
“Ketika alam dijaga, maka alam juga akan menjaga manusia. Itu prinsip yang selalu kami pegang dalam setiap kegiatan,” tutur Endy.
Meski begitu, upaya konservasi masih menghadapi tantangan besar. Aktivitas manusia seperti perambahan hutan dan pertambangan ilegal masih menjadi ancaman serius bagi habitat satwa liar.
“Dalam dua tahun terakhir, hampir setiap bulan ada laporan konflik buaya dengan manusia di wilayah pesisir Bangka Belitung. Ini menandakan habitat alami mereka semakin sempit,” jelasnya.
Sebagai anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk terus berkomitmen menjalankan prinsip green mining dengan melakukan reklamasi lahan pascatambang.
Tak hanya menanam kembali vegetasi, perusahaan juga menjadikan area tersebut sebagai ekosistem baru yang bisa menjadi habitat bagi satwa liar hasil rehabilitasi.
Dengan langkah-langkah nyata ini, PT Timah Tbk menegaskan peran pentingnya bukan hanya sebagai perusahaan tambang negara, tapi juga sebagai pelopor pelestarian satwa dan lingkungan di Bangka Belitung.
“Kami ingin menunjukkan bahwa tambang bisa bersahabat dengan alam, asal dilakukan dengan tanggung jawab dan komitmen,” tutup Endy. (*)













