Konsep desa binaan ini disebut sebagai wujud inisiatif strategis untuk menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong masyarakat adat agar tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga mampu memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan tambahan. Potensi kerajinan lokal sangat besar dan bisa dikembangkan secara modern tanpa meninggalkan akar tradisinya,” terang Anggi.
Sementara itu, instruktur pelatihan Tri Sisca atau yang akrab disapa Teh Yiyi mengaku kagum dengan semangat peserta.
Menurutnya, mereka sangat antusias karena menemukan hal baru yang unik untuk menambah kreasi pada produk anyaman yang sudah ada.
“Kami berbagi ilmu bagaimana menambah nilai jual dari media hasil karya anyaman peserta yang sudah mereka buat sebelumnya dengan teknik decoupage. Sehingga media yang masih polos, lebih cantik dengan diberikan tambahan motif dari teknik decoupage,” kata Teh Yiyi.
Ia juga memberikan masukan terkait varian produk dan produk yang berpotensi menjadi best seller.
Teh Yiyi berharap pelatihan ini dapat mendorong inovasi dan kreasi para peserta sehingga produk mereka memiliki nilai jual lebih tinggi.
“Kita mengapresiasi apa yang sudah PT Timah berikan terhadap masyarakat di Air Abik ini. Tidak hanya fasilitas sarprasnya, tapi juga kemampuan dari kreasi masyarakatnya juga disupport oleh PT Timah. Sehingga bisa membantu mereka untuk berkembang, memiliki pemikiran dan kemampuan yang lebih luas lagi sehingga bisa berpengaruh terhadap perekonomian mereka dan secara umum juga perekonomian di Desa Air Abik itu sendiri,” pungkasnya.
