Menurutnya, meski prevalensi stunting di provinsi ini telah menunjukkan tren penurunan, dukungan dari berbagai pihak tetap sangat dibutuhkan agar hasilnya lebih optimal.
“Kami berharap perusahaan lain juga bisa mengikuti langkah PT Timah Tbk melalui program CSR atau TJSL. Misalnya membantu pembangunan sanitasi dan jamban bagi masyarakat kurang mampu, agar upaya pencegahan stunting ini bisa lebih komprehensif,” kata Fajar.
Sementara itu, Departement Head Corporate Communication PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, menegaskan bahwa keterlibatan PT Timah Tbk dalam program ini merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul, sehat, dan produktif.
“Kegiatan kolaboratif ini diharapkan dapat mempercepat pengentasan stunting. Melalui sinergi dengan BKKBN, kami berkomitmen menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Anggi.
Selain mendukung program Genting bersama BKKBN, PT Timah Tbk juga memiliki program internal bertajuk Kemunting (Gerakan Menurunkan Stunting).
Program ini secara berkelanjutan dilaksanakan di wilayah lingkar tambang dengan menyasar ibu hamil dan balita dari keluarga berpenghasilan rendah.
Melalui program Kemunting, PT Timah Tbk tidak hanya memberikan bantuan makanan bergizi tambahan bagi anak-anak stunting, tetapi juga melakukan edukasi dan sosialisasi kesehatan kepada pelajar sebagai bentuk pencegahan dini terhadap stunting.
“Program Kemunting menjadi bagian dari upaya kami memastikan anak-anak di wilayah operasional PT Timah tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik,” ujar Anggi.
Langkah kolaboratif antara PT Timah Tbk dan BKKBN Babel ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam menurunkan angka stunting, sekaligus memperkuat upaya terciptanya menuju Generasi Emas 2045, generasi yang sehat, berdaya saing, dan siap membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang. (*)
