Ia menambahkan, dengan lokasi atraktor yang hanya berjarak sekitar satu mil dari pantai, penggunaan bahan bakar untuk melaut juga akan lebih hemat. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi para nelayan di tengah harga BBM yang terus meningkat.
“Selama ini, untuk melaut jauh kami butuh BBM dalam jumlah besar. Tapi dengan adanya atraktor cumi yang dekat, tentu akan menghemat pengeluaran kami,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, PT Timah juga memberdayakan nelayan dalam pembuatan atraktor cumi tersebut, sehingga memberikan dampak ekonomi ganda bagi masyarakat sekitar.
“Kami berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak oleh nelayan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Buku Limau, Muhammad Agung, turut mengapresiasi langkah yang dilakukan PT Timah. Ia berharap program ini bisa berlanjut demi mendukung mata pencaharian mayoritas warga yang bekerja sebagai nelayan.
“Sekitar 90 persen warga kami berprofesi sebagai nelayan. Semoga dengan adanya atraktor cumi ini bisa meningkatkan penghasilan masyarakat dan mempermudah nelayan dalam mencari cumi,” katanya. (sin)