NW menegaskan, kebijakan pilih kasih ini mencederai prinsip keadilan dan merugikan para sopir yang mayoritas juga petani sawit. Ia berharap pihak perusahaan dapat mengatur antrian berdasarkan waktu kedatangan, bukan berdasarkan asal perusahaan pengangkut.
“Kami hanya ingin antrian diatur secara adil. Siapa yang datang duluan, dia yang masuk duluan. Jangan ada yang mendapat perlakuan istimewa,” tambah NW, yang mengaku telah lama mengantarkan sawit ke pabrik tersebut.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan para sopir dan petani sawit. Menurutnya, kebijakan yang adil dapat menciptakan harmoni dalam hubungan kerja yang saling menguntungkan.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya menghubungi PT. Taman Buana Jaya dan CV Sawit Kelapa Tani untuk mengonfirmasi kebenaran dugaan ketidakadilan yang disampaikan oleh para sopir.