“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton perubahan zaman. Santri harus hadir sebagai pelaku sejarah baru, membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin untuk membangun peradaban dunia yang damai dan berkeadaban,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan duka cita atas wafatnya 67 santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo.
“Kementerian Agama telah turun langsung memberikan bantuan dan memastikan proses pemulihan berjalan baik. Negara hadir dan peduli terhadap pesantren serta para santri,” kata Subekti.
Hari Santri tahun ini mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, sekaligus menandai satu dekade peringatan sejak ditetapkan pemerintah pada 2015.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan pengukuhan Pokja Majelis Taklim Kemenag Pangkalpinang, penyerahan paket sembako bagi santri, dan nganggung bersama. Hingga pukul 08.00 WIB, acara berjalan lancar, aman, dan kondusif.
“Hari Santri harus jadi momentum kebangkitan santri Indonesia. Kini santri tak hanya menguasai kitab kuning, tapi juga teknologi, sains, dan bahasa dunia,” tutup Subekti.