Saparudin menegaskan, peringatan Sumpah Pemuda bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi ajang memperkuat nasionalisme generasi muda.
“Upacara ini pengingat agar pemuda tetap menjaga semangat dan persatuan bangsa,” katanya.
Ia juga mengajak generasi muda meneladani semangat para pemuda 1928 yang melahirkan satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa.
“Bayangkan kalau kita tidak punya satu bahasa, tentu kita sulit bersatu. Itu hebatnya para pemuda dulu,” ujarnya.
Menurutnya, perjuangan masa kini bukan lagi dengan senjata, melainkan melalui ilmu dan kerja keras. “Anak muda harus kuat dan tak mudah menyerah,” tegasnya.
Menutup amanat, Saparudin mengingatkan pentingnya menjaga budaya lokal di tengah arus globalisasi. “Sopan santun khas Bangka Belitung adalah identitas kita yang harus dijaga,” pesannya.















