Bersama Dewan Kesenian Kabupaten Bangka, upaya melakukan revitalisasi sejumlah tari tradisional yang nyaris punah dimulai sekitar 2 bulan lalu.
“Ini kerja bareng, terkait tari Cakter ada dua narasumber utama sebagai ahli warisnya yaitu Pak Sugianto dan Mpok Atik (Ernawati). Saya terlibat lebih ke terkait penata musiknya,” ujar Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka, Wandasona Alhamd, Minggu malam.
Sekitar sepekan sebelum diperagakan, proses latihan dilakukan selama sepekan di Gedung Juang, Sungailiat.
Sebagai penari, ujar Wanda, adalah para guru dan tata usaha (TU) sekolah se-Sungailiat. Dia punya alasan tersendiri soal penari.
“Lebih mudah diorganisir, apalagi kita minta izin ke Dinas Pendidikan dan Cabdin terkait dispensasi kerja selama latihan. Intinya kompak latihan, kalau kompak proses latihan mudah. Yang repot kalau ada yang datang, ada yang tidak,” tutur Wanda.
Sebenarnya Wandasona adalah penari Cakter. Dia malah mendapat bimbingan langsung dari Muchtar Accros.
“Sekitar tahun 1993, saya masih SMP. Waktu itu seingat saya juga dipentaskan secara kolosal,” ujarnya.
Wandasona Alhamd adalah wartawan RRI Sungailiat, Pimpinan Sanggar Seni Lawang Budaya dan Ketua Seksi Seni, Budaya dan Pariwisata PWI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Skripsi saya di Jurusan Ilmu Komunikasi, STISIPOL Pahlawan 12, tentang makna simbol Tari Sambut Sepintu Sedulang,” ungkapnya.
Sanggar Seni Lawang Budaya Babel berhasil menoreh prestasi tingkat nasional dalam ajang Parade Tari Nusantara ke 39 TMII di Jakarta, Minggu (12/11/2023).
Melalui karya tari berjudul Bubung Tujuh, Sanggar Seni Pimpinan Wandasona Alhamd ini berhasil menyabet Penata Rias & Busana Terbaik dan 10 Penyaji terbaik, penata tari terbaik serta penata musik terbaik.
“Kita ingin tari tradisional seperti Cakter dan lainnya diajarkan kembali di sekolah khususnya Kabupaten Bangka. Maka dilakukan revitalisasi agar bisa terus berkembang,” kata Wandasona.
Wandasona pun mengucapkan terimakasih ke Pj Bupati Bangka, M Haris, karena telah memberi ruang bagi seni dan budaya tradisional tampil.
“Sudah lama momen seperti ini kami nanti. Pj Bupati Bangka merespon keinginan kami agar memberikan ruang untuk memajukan seni budaya tradisional Bangka,” ujarnya.
Sementara Sugianto, selain berterima kasih ke Pj Bupati M Haris, dia berharap agar ada upaya terencana dan memfasilitasi bagi pengembangan seni dan kebudayaan tradisional Bangka.
“Saya berkomitmen sebagai bentuk tanggung jawab, kalau mau digali tari-tari yag dulu kami tarikan, saya bersedia. Ini sebagai bentuk tanggung jawab saya untuk menghidupkan kembali, saya dengan senang hati,” ujar Sugianto.
Sedangkan Pj Bupati, M Haris menuturkan sengaja menampilkan perpaduan seni budaya tradisional dan moderen pada rangkaian peringatatan HUT Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di halaman Kantor Bupati Bangka, Sungailiat.
“Kemoderenan adalah keniscayaan, tari seni budaya tradisional adalah pijakan kita dalam melangkah. Maka harus dirawat agar terus berkembang dan diwarisi,” ujar Haris.
M Haris mengatakan akan terus mendorong dan memfasilitasi agar seni budaya tradisional terus berkembang dan tidak tenggelam oleh modernitas.
“Ini adalah bagian dari upaya untuk menumbuhkan kretivitas dan ekononi kreatif. Bagaimana pun seni budaya dalam konteks hari ini, adalah bagian dari tumbuh kembangnya ekonomi kreatif tanpa harus kehilangan filosofi dan konteks,” ujar M Haris.
Pemerintah Kabupaten Bangka, sangat mengapresiasi sejumlah komunitas seni budaya yang hingga hari ini terus bertahan.
“Tugas kami membantunya, memberikan ruang agar karya-karya bisa diekspresikan dan menjadikan sebagai mitra dalam memajukan Kabupaten Bangka,” tutur M Haris. (*)
Oleh: Fakhruddin Halim