Oleh: Shintia Ronauli BR Simare-Mare, (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Bangka Belitung)
OPINI, SEKILASINDONEWS.COM – Meskipun Indonesia dikenal global, sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Tetapi di samping itu pada kenyataannya, Indonesia juga marak dihadapkan pada berbagai kasus kontroversial dalam sektor pertambangan.
Berbagai pelanggaran etika terjadi akibat tata kelola yang tidak memadai, lemahnya pengawasan, dan kurangnya tanggung jawab dari pihak-pihak terkait.
Kasus Lubang Bekas Tambang di Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur (Samarinda), lubang-lubang tambang yang tidak direklamasi telah memakan korban jiwa, terutama anak-anak. Di mana lebih dari 30 anak meninggal akibat tenggelam di lubang bekas tambang yang tidak ditutup.
Pelanggaran ini mencerminkan minimnya kepatuhan perusahaan terhadap kewajiban reklamasi yang diatur dalam peraturan lingkungan hidup.
Selain itu, kurangnya pengawasan dari pemerintah menunjukkan lemahnya penegakan hukum dalam sektor pertambangan.
Tambang Emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi
Kegiatan tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi, menuai protes dari masyarakat lokal dan aktivis lingkungan. Penambangan yang dilakukan di kawasan hutan lindung telah merusak ekosistem setempat dan mengancam sumber mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada pertanian dan perikanan.
Selain itu, masyarakat mengeluhkan kurangnya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan terkait izin tambang, karena kurangnya penghormatan terhadap prinsip keadilan sosial dan lingkungan.
Pencemaran Lingkungan di Teluk Buyat, Sulawesi Utara
Kasus pencemaran Teluk Buyat oleh limbah tambang dari perusahaan tambang emas internasional. Limbah beracun yang dibuang ke laut menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar. Meskipun kasus ini telah diproses secara hukum, dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat masih dirasakan hingga kini.
Konflik Pertambangan di Grasberg, Papua
Tambang Grasberg, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia, sering menjadi sumber konflik antara perusahaan, masyarakat adat, dan pemerintah. Selain isu pembagian keuntungan yang tidak adil, masyarakat adat setempat merasa bahwa tanah leluhur mereka dieksploitasi tanpa penghormatan terhadap hak-hak adat.
Tambang Timah di Bangka Belitung
Bangka Belitung merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia, tetapi kegiatan tambangnya telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang masif. Penambangan timah ilegal semakin memperburuk situasi dengan merusak ekosistem laut dan mempercepat erosi pantai.
Dari berbagai kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan etika dalam tata kelola pertambangan memerlukan perubahan regulasi ketat reflektif dalam penerapannya.
Kegiatan pertambangan yang tidak mempertimbangkan aspek etis menimbulkan dampak buruk, seperti kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan pelanggaran hak masyarakat lokal.
Maka, etika dalam tata kelola pertambangan bukan hanya penting, tetapi juga mendesak untuk diterapkan di Indonesia. Ini tentunya melibatkan tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memastikan terciptanya Indonesia dengan sektor pertambangan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga adil dan berkelanjutan.
Tata kelola yang etis adalah kunci untuk memastikan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia membawa manfaat bagi seluruh rakyat, tanpa merusak masa depan bangsa.
Urgensi Tata Kelola Etis dalam Pertambangan
Tata kelola pertambangan yang baik harus mengedepankan prinsip-prinsip etika yang kuat. Tanpa prinsip ini, kegiatan pertambangan hanya akan menjadi alat eksploitasi yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat dan lingkungan sekitar.
Indonesia, sebagai salah satu penghasil timah, batu bara, dan mineral lainnya, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa sumber daya ini dikelola secara benar, dengan memperhatikan dampak jangka panjangnya.
Dampak Lingkungan dari Pertambangan yang Tidak Etis
Kerusakan lingkungan adalah dampak paling nyata dari praktik pertambangan yang tidak etis. Penambangan yang sembarangan sering kali merusak lahan, mencemari air, dan mengancam keanekaragaman hayati.
Di banyak daerah, seperti di Kalimantan dan Sumatera, hutan-hutan telah digantikan oleh lubang-lubang bekas tambang yang dibiarkan terbengkalai.
Hal ini menciptakan ancaman serius bagi kelestarian ekosistem lokal. Masyarakat perlu memahami bahwa keberlanjutan lingkungan bukan sekadar isu lokal, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai bagian dari negara yang kaya akan sumber daya alam.