Menurut Junaidi, keberadaan pintu air sangat krusial untuk mengatur aliran air ke lahan persawahan, terutama pada musim tanam. Sistem irigasi yang tidak berfungsi secara maksimal dapat menyebabkan kekeringan lahan dan berujung pada gagal panen.
Sedangkan lanjut, Junaidi, pembangunan pintu air ini merupakan bagian dari program pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sektor pertanian, khususnya di wilayah pedesaan yang bergantung pada pengelolaan irigasi.
“Kami berharap proyek ini dapat rampung tepat waktu dan bisa memberikan dampak positif jangka panjang bagi petani kami,” ujarnya.
Senada dengan itu, salah seorang warga, Rudi, menyampaikan harapan agar kontraktor dapat mengutamakan penggunaan armada pengangkut material dari masyarakat lokal.
Ia menilai, keterlibatan warga setempat dalam proyek ini akan memberikan manfaat ekonomi tambahan bagi desa.
“Kalau bisa, armada pengangkutan material dari warga sini saja. Kalau dari luar, kami keberatan. Bahkan kami bersama perangkat desa akan menolak kalau tidak melibatkan masyarakat lokal,” ujar Rudi. (*)