SEKILASINDONEWS.COM – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bangka Selatan, Amri meminta kepada jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Basel bekerja secara maksimal terkait proses pencocokan dan penelitian (coklit) dalam tahapan pemutakhiran data Pemilih untuk Pilkada serentak tahun 2024 terhadap warga Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, yang trauma akibat kasus KUR fiktif Bank Sumsel Babel.
Hal demikian disampaikannya, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan whatsapp, pada Rabu (3/7/2024) malam.
“Memang benar ada beberapa masyarakat yang enggan didata karena trauma. Kendati demikian, kami tetap meminta kepada rekan-rekan KPU Basel beserta jajaran Pantarlih dan juga PPS Desa Gudang harus bekerja memaksimal terkait proses coklit sampai batas waktu yang ditentukan,” tulis Amri melalui pesan whatsapp.
Selain itu, Amri juga meminta Panitia Pengawas Pemilihan Umum Desa Gudang dan Panwascam Kecamatan Simpang Rimba untuk terus memantau perkembangan proses coklit di wilayah tersebut.
“Kami juga menghimbau kepada Panterlih juga PPS Desa gudang maksimal proses Coklit dan kami meminta dengan PKD Didesa Gudang dan Panwascam Kecamatan Simpang Rimba memantau perkembangan proses coklit setiap minggu,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus Kredit Usaha Rakyat (KUR) fiktif senilai Rp21 miliar di Bank Sumsel Babel membuat sejumlah warga di Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka menjadi trauma yang mendalam.
Akibatnya, sejumlah warga di Desa tersebut enggan didata Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) untuk Pilkada 2024.
Dilansir dari AyoBangka.com, salah seorang tokoh masyarakat Desa Gudang, yang tidak mau ditulis namanya berinisial SK, mengatakan, terdapat masyarakat yang menolak untuk dilakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) karena takut data pribadinya disalahgunakan.