3. Mengaku dari lembaga pemerintah, bank, atau e-commerce, tetapi menggunakan nomor pribadi.
4. Meminta kode OTP, PIN, atau data pribadi seperti KTP dan email.
Cara Melindungi Diri dari Penipuan Online
Untuk mencegah menjadi korban kejahatan digital, Komdigi mengingatkan agar masyarakat menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Verifikasi sumber informasi. Jangan mudah percaya pesan broadcast atau link tanpa mengecek keaslian akun pengirim.
2. Gunakan aplikasi resmi. Hindari menginstal file atau APK dari sumber tak dikenal.
3. Aktifkan autentikasi dua langkah (2FA). Ini penting untuk melindungi akun dari peretasan.
4. Laporkan penipuan. Gunakan situs resmi seperti aduankonten.id atau layanan kepolisian siber.
Langkah Pencegahan Agar Terhindar dari Penipuan Digital
Selain kewaspadaan, masyarakat juga disarankan memperkuat keamanan digital pribadi dengan langkah-langkah berikut:
• Periksa alamat situs dengan cermat. Hindari mengklik tautan mencurigakan dan pastikan domain resmi memiliki sertifikat keamanan (https).
• Gunakan kata sandi kuat dan berbeda untuk setiap akun. Pertimbangkan penggunaan pengelola sandi seperti 1Password atau LastPass, serta aktifkan autentikasi dua langkah.
• Gunakan VPN saat terhubung ke WiFi publik. Layanan seperti Surfshark VPN atau NordVPN dapat membantu menjaga keamanan koneksi.
• Pastikan legalitas platform investasi. Gunakan aplikasi resmi seperti Bibit atau Pluang yang telah diawasi oleh OJK.
• Edukasi keluarga dan lingkungan sekitar. Penipuan daring kerap menyasar kelompok rentan, seperti orang tua yang belum terbiasa menggunakan teknologi.
Komdigi menegaskan, pemberantasan kejahatan siber tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif masyarakat.
Kesadaran digital adalah benteng pertama kita. Edukasi dan kewaspadaan harus berjalan bersama agar masyarakat tidak mudah menjadi korban penipuan daring.
Dengan memahami ciri, cara kerja, dan pencegahan penipuan online, masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi ancaman dunia digital yang semakin kompleks. (*)
