SEKILASINDONEWS.COM – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Lebih dari 250 juta jiwa populasinya tersebar di ribuan pulau yang membentang di sepanjang khatulistiwa.
Untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut, pembangunan konektivitas antar wilayah adalah keniscayaan yang harus diwujudkan.
Terlebih dalam menghadapi persaingan kancah global, dimana menuntut kecepatan dalam merespon pergerakan ekonomi. Sektor transportasi memegang peranan vital dalam membuka keterisolasian, menekan disparitas harga, menumbuhkan perekonomian secara lebih merata, hingga mengembangkan potensi masyarakat di berbagai kawasan secara lebih maksimal.
Maka, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dan dikaitkan dengan RPJP (2005-2024) serta RPJMN (2014-2019 dan 2020-2024), Kementerian Perhubungan diamanahi membangun konektivitas untuk menghubungkan dan mempersatukan Indonesia.
Berbagai pembangunan infrastruktur transportasi dimasifkan dengan paradigma Indonesia Sentris, atau merata ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan tiga indikator capaian utama yaitu meningkatkan konektivitas, pelayanan, dan keselamatan transportasi.
Dikutip data Kementerian Perhubungan, dalam rentang waktu 2014 hingga 2023, berbagai pembangunan infrastruktur transportasi telah dirampungkan, baik pada moda darat, laut, udara, serta kereta api.
Pembangunan pada sektor darat dan penyeberangan meliputi pembangunan terminal tipe A di 5 lokasi dan pelabuhan penyeberangan di 71 lokasi. Serta, rehabilitasi terminal tipe A di 75 lokasi dan rehabilitasi pelabuhan penyeberangan di 54 lokasi, yang tersebar dari barat hingga ke wilayah Timur Indonesia.
Kemudian, pembangunan pada sektor laut meliputi pembangunan pelabuhan baru di 18 lokasi dan rehabilitasi pelabuhan di 164 lokasi, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu Pelabuhan Arwala di Maluku dan Pelabuhan Tobelo di Maluku Utara.