SEKILASINDONEWS.COM – Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka gerbang menuju dunia virtual dengan mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.
Tujuan Indonesia dalam pemerataan pembangunan yang dikenal dengan istilah Indonesia-Sentris menjadi tantangan untuk mewujudkan suatu pembangunan yang merata di seluruh pelosok nusantara.
Seperti terpenuhinya kebutuhan akses untuk komunikasi dan informasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), maka diperlukan suatu inovasi yang mampu membantu segala informasi dengan konektivitas yang tinggi.
Adanya smartphone saat ini menjadi alat komunikasi penting yang bisa menghubungkan masyarakat dengan dunia luar. Banyak daerah yang sebelumnya terisolasi, kini memiliki akses ke informasi dan layanan digital.
Penggunaan smartphone memungkinkan masyarakat di daerah terpencil untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dengan demikian, kemudahan mendapatkan informasi tidak hanya dirasakan di kota-kota besar, tetapi juga merambah ke daerah-daerah terpencil di seluruh nusantara.
Jika melihat kilas balik, dulu telepon genggam sederhana hanya bisa mengirim pesan teks dan melakukan panggilan, kini interaksi bisa berlangsung tanpa batas ruang dan waktu.
Sebagaimana dikutip dari laporan data digital tahun 2022, lebih dari 5 miliar orang menggunakan telepon genggam, 4,9 miliar orang menggunakan internet, dan 4,6 miliar orang aktif di media sosial.
Melihat hasil laporan tersebut setidaknya menunjukkan bahwa digitalisasi telah banyak digunakan oleh sebagian masyarakat di dunia.
Era digital ini telah membuka ruang komunikasi yang sangat mudah dan luas. Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah benar kita bisa beralih sepenuhnya dari perangkat fisik ke dunia virtual? Bagaimana dampak yang akan terjadi ketika ini terus berlangsung, Apakah Indonesia sudah berhasil mewujudkan Indonesia sentris yang diimpikan?
Transformasi Digital yang Luar Biasa Pesat
Dunia virtual menawarkan segudang peluang menuju Indonesia-Sentris yang diimpikan. Kita dapat bekerja dan belajar secara jarak jauh, mengakses pendidikan dan hiburan tanpa batas, dan membangun komunitas yang melampaui batas geografis.
Platform seperti Ruangguru dan Zenius menyediakan akses belajar yang fleksibel dan terjangkau bagi pelajar di seluruh Indonesia. Selain itu, inisiatif Digital Talent Scholarship (DTS) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan pelatihan keterampilan digital yang relevan untuk angkatan kerja, memberdayakan mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.
Penggunaan smartphone dalam transformasi digital yang berfokus pada pendekatan Indonesia sentris tidak hanya mempromosikan inklusi digital tetapi juga memastikan kedaulatan digital.
Dengan mengembangkan teknologi dan infrastruktur lokal, serta mendukung konten dan aplikasi buatan dalam negeri, sehingga Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang mandiri dan berkelanjutan.
Kecanggihan layanan digital yang tersedia di smartphone menjadikannya teman setia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Dengan kemudahan digital juga ditambah smartphone yang canggih, kita dapat menjelajahi belantara informasi, terhubung dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia, dan bahkan menciptakan dunia virtual kita sendiri.
Dengan smartphone, manusia dapat melakukan hampir segala hal, mulai dari berkomunikasi, mencari informasi dan hiburan, hingga belanja online serta membayar tagihan, karena berbagai keunggulannya, banyak orang beralih dari ponsel tradisional ke smartphone.
Akibatnya, kepemilikan smartphone meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan terbaru dari firma riset Strategy Analytics tahun 2021, puncak penggunaan smartphone di kalangan masyarakat terjadi pada Juni 2021, dengan total 3,95 miliar orang di seluruh dunia memiliki smartphone. Angka ini mencakup setengah dari total populasi dunia, yang saat ini diperkirakan hampir mencapai 8 miliar orang.
Hasil laporan di atas menunjukkan signifikansi penggunaan telepon genggam tradisional yang beralih ke smartphone dengan tawaran digitalisasi yang lebih mumpuni justru banyak dipilih dan dimanfaatkan masyarakat saat ini.
Terutama pada masa pandemi Covid-19 yang berlangsung di tahun 2020, ketika kebijakan social distancing diberlakukan sehingga membatasi interaksi sosial masyarakat pada masa itu.